Total Tayangan Halaman

Sabtu, 23 Mei 2015

If you never tasted a bad apple. You would not appreciate a good apple.

If you never tasted a bad apple. You would not appreciate a good apple.

Setiap yang ada dalam diri. Yang tau siapa kamu, dan pantasnya dirimu, ya kamu sendiri. Apakah kamu mau memilih tetep duduk aja di kursi kuliah lalu pulang belajar atau memposisikan dirimu terjun dalam kegiatan yang lebih menantang. Membagi waktu menjadi hal yang bisa dipelajari, dikenang, dan diatasi. Bukan cuma sekedar duduk dan pulang.

Tidak semua orang tertarik untuk menjadi aktivis kampus. Ya tidak papa, toh hidup kan juga pilihan, kalo mereka memang memilih untuk duduk pulang dan belajar, itu pilihan mereka, mereka memilih demikian karena mereka memang menikmati yang seperti itu.

Sebaliknya, kita tidak menyalahkan,jika para aktivis kampus yang sok sibuk atau semacamnya, tapi ya memang begitu halnya, mereka memilih berada di posisi itu, dan saya yakin hal yang mereka pilih adalah yang mereka nikmati. 

Apapun yang sudah menjadi pilihan kita, bahkan dari hal kecilpun, tidak ada yang namanya bebas dari hambatan atau masalah.

Ketika saya menulisakan catatan ini, saya mempersilahkan anda untuk membaca tulisan saya hingga tuntas, atau meninggalkannya begitu saja. Bukan menjadi niat saya untuk memaksa anda menuntaskannya. Tapi ijinkanlah saya menorehkan balutan kata cerita menjadi aktivis kampus.

Seseorang yang datang dan berada di sekitar kita, bukanlah orang-orang yang hadir karena ketidaksengajaan. Tapi mereka hadir karena sebuah alasan dan tujuan. Baik itu untuk tujuan yang sama dengan kita, berbeda, atau berada di pilihan yang berbanding terbalik dengan kita. Siapapun yang hadir dalam kehidupan kita, hargailah sobat. Mereka hadir untuk belajar maupun mengajarkan.

Banyak hal yang saya pelajari ketika saya menentukan pilihan untuk menjadi seorang yang otaknya dipenuhi dengan deadline. Mungkin bagi temen-temen yang memang memilih untuk focus belajar, memandang kami “ngapain sih ikut ini itu, sok sibuk, dsb”, tapi saya yakin apa yang telah kami pilih, seharusnya kami nikmati. Yang memilih jalan seperti yang saya pilih pasti faham, ketika harus menyelesaikan jobdesk, rapat sampai malam, dan besok quiz, tugas yang numpuk, focus yang kepecah, emosi, temen yang kurang loyal, dan lain sebagainya.

Banyak hal yang perlu pemahaman tinggi di sini, bukan bukan pemahaman di bangku kuliah. Tapi bagaimana kita memahami orang, bagaimana kita memahami diri, bagaimana kita membagi, bagaimana kita agar terlihat tetap tegar, tetap semangat. Tapi, 

Saya akui, pernahkah kamu merasa? Ketika kamu sudah memiliki teman-teman yang luar biasa, yang berada dalam pilihan yang sama, otak yang sama, jalan yang sama, tujuan yang sama. Tapi sebenarnya kamu tetap sendiri. Pernahkah kamu berfikir jika semua itu hanya semu. Tak ada tim yang hebat, taka da semangat yang membara, taka da komitemn dan loyalitas, ya tak ada yang sempurna. Konflik? Masalah? Salah faham? Semua sudah kalap, kalo sudah pernah terjun di dunia ini.

Pernah suatu ketika, semua sudah capek, lelah, dan hanya ada ego. Ya, ketika masih menjadi bagian bocah bawang dalam dunia tersebut, ketika ada suatu masalah, canderung “don’t’ care”, bodo amat, tapi tidak, jika kamu memiliki loyal yang tangguh. Aku pernah bertanya, apakah memang manusia ya begini, kalo udah loyo terus males, atau sebenarnya cuma aku yang merasa terlalu semangat memiliki tujuan?. Mimpi ya harus diwujudkan, kadang aku masih heran. Kenapa kita selalu baik di depan, tapi jarang untuk bisa bertahan?. Kita selalu menyampaikan mimpi mimpi yang tinggi saat berangkat, tapi loyo ditengah jalan? Jujur kawan, itu pertanyaan yang sampai saat ini masih menghantui pikiran saya. Yap, mungkin yang sudah membaca sampai bagian ini, bingung. Tapi, aku juga bingung sobat. 

Kenapa ketika kamu memiliki mimpi, semua energy hanya kau gunakan saat awal, semua kobar semangat hanya di depan. Jadi kenapa ada mimpi, kenapa ada harapan kalo kamu berhenti tengah jalan?. Masalah? Masalah itu pasti ada, api yang kau bawa saat pergi, akan selalu ada angin yang menerpanya, tapi bisakah kau tetap nyalakan apimu sampai tiba tujuanmu?

Kadang aku merasa sendiri memegang obor api, ketika yang lain mulai redup. Apakah memang demikian titik jenuh seorang aktivis?. Dan disinilah aku faham, arti bocah bawang. Dulu mungkin aku memang begitu, api yang membara kemudian meredup, tapi tidak dengan sekarang, loyal adalah kehormatan. Kalo aku mau, aku harus bisa wujudkan, kalo aku redup, lebih baik kumatikan, daripada aku dipandang sebagai beban bagi obor yang terlalu berkobar.

Bukan, bukan itu masalahnya meredup atau berkobarnya api di tengah perjalanan. Tapi di sini kita belajar, bagaimana kita memahami orang lain sobat, ada alasan di balik meredup atau berkobarnya semangat mencapai visi. Ya, menjadi pemimpin tidak harus selalu otoriter supaya bisa tercapai sebuah tujuan. Ketika kamu hanya memperdulikan satu tujuanmu, kamu akan kehilangan tim hebat yang sebenarnya. 

Ikhlas! Sabar. kapan? Ya saat yang lain loyo, tapi Cuma kita yang semangat, ikhlas, saat yang lain males-malesan dan Cuma kita yang loyal, tujuan berada di sini bukan untuk terwujudnya tujuan semata. Ketika kamu hanya focus pada tujuanmu, berarti kamu Cuma focus pada pekerjaanmu, dan ketika itu selesai, ya udah , mungkin kamu Cuma berfikir “yang penting tugasku selesai”. Itulah yang menyebabkan struktur negeri ini bobrok, payah, tidak ada kepedulian dengan yang lain. Yang ada hanya tim hebat yang semu, tanpa ikatan batin, tanpa rasa memiliki. 

Sadarlah kawan, kamu terjun disitu adalah pilihan. Pilihan harus diselesaikan, memang, tapi setelah selesai, kamu harus bisa mempertahankan hubungan. Kita tak akan pernah tau kapan kita butuh seseorang. Ketika kita kerja ikhlas, ikhlas mbantu, jangan niatkan itu semata untuk selesainya pekerjaan, tapi niatkan untuk ibadah, niatkan untuk perbaikan , niatkan untuk peningkatan kualitas diri. Baik buruknya seseorang bukan dilihat dari tercapainya jabatan, tapi dari attitude yang dia miliki, memang pernah saya berada dalam posisi yang dipandang buruk, mungkin tersirat dalam benak anda, saya tidak pantas untuk mengatakan hal tersebut karena saya pernah menjadi tidak baik. Tapi, ingatlah sobat. 

Hidup adalah hikmah dan hidayah. Dari kesalahan yang dibuat, disitulah kita belajar, disitulah kita sadar, yang dulu pernah buruk, tidak selamanya akan buruk. Dan yang pada mulanya baik, belum tentu hingga akhir bertahan baik. If you never tasted a bad apple. You would not appreciate a good apple. You have to experience life to understand life.

Hanya satu pesan ku untuk para pejuang jalan, apapun yang sudah kamu pilih, selesaikan. Ikhlas, hadapi, niatkan bukan untuk menyelesaikan pekerjaan tapi untuk peningkatan kualitas dirimu. Saya tau setiap pribadi pasti punya hati nurani. Biarkan hati nurani yang menilai. Sudahkah sampai saat ini dirimu menjadi lebih baik? Karna alasan dari keberadaamu ya untuk belajar dan mengajarkan!
(Fttaufiqoh.Pajak 2013)

0 komentar:

Posting Komentar