Total Tayangan Halaman

Jumat, 18 April 2014

STAN di Manado

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA HADIR DI MANADO

Sekolah  Tinggi Akuntansi Negara (STAN), mungkin kebanyakan orang sudah tidak asing lagi dengan kata-kata itu. Sebuah Perguruan Tinggi ikatan dinas yang dibawahi oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) ini masih populer dikalangan siswa-siswa SMA bahkan yang sudah ada di Perguruan Tinggi negeri maupun swasta. STAN yang berdiri sejak tahun 1964 ,mampu menghipnotis ribuan bahkan ratusan ribu orang untuk berkompetisi merebutkan kursi dan belajar disini.
Animo masyarakat yang masih kental dengan “PNS hidup makmur”  inilah yang menjadikan para pemuda lulusan SMA atau yang sudah duduk diperguruan tinggi pun tergiur untuk mencoba Ujian Saringan Masuk (USM) STAN. Faktor lain adalah arahan orang tua yang membujuk anaknya untuk masuk ke STAN. Selama pendidikan, mahasiswa tidak dipungut biaya pendidikan dan tidak diasramakan. Pendidikan STAN memakai sistem ikatan dinas sebagaimana ditegaskan kembali dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No.289/KMK.014/2004 tanggal 14 Juni 2004 tentang Ketentuan Ikatan Dinas bagi Mahasiswa Program Diploma Bidang Keuangan di Lingkungan Departemen Keuangan RI.Lulusan STAN akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan ditempatkan di instansi-instansi dalam lingkungan Kementerian Keuangan RI dan instansi-instansi pemerintah lainnya, baik di pusat maupun di daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang mempunyai  Kampus  utama  di Jakarta dan beralamatkan  Jl. Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya, Tangerang. Selain berpendidikan di Tanggerang, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ini juga hadir di 11 kota lainnya seperti di Jakarta,Medan, Palembang, Yogyakarta, Malang, Balikpapan, Makassar, Cimahi, Denpasar, Pontianak dan Manado.
Salah satunya adalah yang ada di BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANADO, yang beralamatkan Jalan Mapanget Raya Km 0,5 Paniki Kota Manado. Di Balai Pendidikan dan Pelatihan Manado ini hanya terdapat 2 spesialisasi, yaitu program diploma 1 perpajakan dan program diploma 1 kepabeanan dan cukai. Kebanyakan orang manado pun belum cukup familiar dengan adanya Sekolah tinggi akuntansi Negara yang ternyata juga terdapat dikotanya. “Perguruan Tinggi di manado yang saya ketahui adalah Unsrat, Unima, Politeknik negeri manado saja, saya sempat kurang percaya jika ada Sekolah tinggi kedinasan yang berada di manado selain IPDN” ujar Frans salah satu warga di kecamatan mapanget .Sebenarnya dengan pembagian tempat pendidikan seperti inilah akan menjadi lebih efektif, selain lebih kondusif karena tempatnya yang jauh dari kerumunan kota, dengan pendidikan di daerah juga memaksimalkan pemakaian balai pendidikan dan latihan di manado ini. “ Kapasitas di kelas kampus utama di tangerang kurang memadai adalah salah satu faktornya.” Ujar Dirza salah satu panitia Ujian Saringan Masuk STAN 2013. Selain itu faktor lainnya adalah untuk pemekaran daerah dan pemaksimalan balai diklat didaerah. Dari 194 mahasiswa yang berpendidikan di manado ini, hanya 6 orang yang asli dari Sulawesi utara. Dan mereka terdiri dari 2 orang asli bitung, 1 orang asli ternate dan 3 orang asli manado. Kurangnya sosialisasi adalah salah satu faktor mengapa didaerah Sulawesi utara ini sedikit pendaftar. Mayoritas mahasiswa yang berpendidikan disini ialah putra-putra asli jawa, terutama jawa timur dan Jawa Tengah. Dosen-dosennya pun di datangkan dari para pegawai Kementerian Keuangan atau dari lembaga lainnya yang memiliki kualitas yang terjamin. Melihat ini Kementerian Keuangan yang disini diwakili oleh balai pendidikan dan pelatihan (BDK) Manado haruslah gencar-gencar memberikan sosialisasi tentang adanya Perguruan tinggi kedinasan guna menarik minat siswa SMA yang berdomisili di manado dan sekitarnya.

by Herlambang Suko Prayogi

0 komentar:

Posting Komentar