Jika
biasanya saya cuap cuap dengan bahasa alay. Tapi tidak untuk saat ini.
Ketahuilah sanak.
Kak, STAN memangnya masih ikatan dinas? Iya, masih, ikatan dinas sebagian, kalo dulu
tingkat 2 langsung diangkat jadi CPNS, kalo sekarang perlu 3 tahun menyandang
status mahasiswa, baru kamu mendapat gelar CPNS.
Kok tahun kemaren lulusannya nganggur? Itu bukan nganggur adek, tapi karena ada
kebijakan baru dari kementrian, maka kami perlu mempersiapkan diri menghadapi
tes TKD, nah sekarang mereka justru sudah penempatan definitive kok, yakinlah
Negara tidak akan menyia-nyiakan sumber daya yang dimiliki yang telah ditempa
dengan uang Negara ini. Bukankah sudah selayaknya disyukuri?
Tapi, kata tetanggaku, STAN bayar ya? Tidak, kami seluruhnya gratis dek,
bahkan teman kami yang diploma 1 sudah mendapatkan uang saku, tiap semester
kami juga difasilitasi setumpuk buku dan alat tulis yang menunjang belajar tanpa
perlu membayar kok.
Tapi, STAN susah masuknya? Memang iya, tapi percayalah kamu
bisa jika kamu berusaha.
Lah? Di STAN juga ada DO. Itulah istimewanya kami, melewati ujian tiap 2
bulan dan memastikan bahwa kami dapat bertahan. Kamu akan aman jika kamu
berusaha dan berdoa.
Uhh, di STAN banyak aturan, nyontek aja DO. Bukankah itu ajang yang bagus melatih kami
untuk dunia kerja kami nanti? Kami calon punggawa keuangan Negara dituntut
untuk taat aturan, berintegritas, jujur dan provesional dalam mengabdi pada
negeri. Bukankah itu mulia?
Ahh, tapi aku takut, jika aku lulus dari STAN
nanti, kemudian aku ditempatkan di daerah yang terpencil, jauh, gak terkenal,
pelosok! Memang
begitulah cara kamu mengenal Indonesia. Indonesia itu luas. Jika merah putih
ada di jiwamu. Maka kamu akan bangga mempertahankan, memperjuangkan dan menjaga
merah putih di calon kantormu nanti. Meski di ujung Indonesia sekalipun. Kamu
akan menjadi pahlawan bahkan bisa jadi kamu akan menceritakan ke anak cucumu
bagaimana perjuanganmu bertahan disana, lalu cucumu akan bangga memiliki
pahlawan pengabdi negeri sepertimu. Bukankah lebih indah saat dikenang nanti.
Kamu harus mensyukurinya.
Tapi aku takut kak.. Baiklah, kalau kamu takut, letakkan
senjatamu, tinggalkan medan perangmu, kembalilah ke tempat yang nyaman, tidur,
lalu bermimpilah.
Loh kok gitu? Iya, karena dengan bermimpi, engkau akan
membayangkan angan yang indah dan kau tidak akan tau apakah mimpimu nyata atau
hanya mimpi indah semata.
Lalu aku harus bagaimana kak? Berusahalah. Angkat senjatamu
hadapi medan perangmu. Aku yakin. Usaha dan Do’a tak akan mengkhianatimu !! J
By : Nur Rofida Taufiqoh (Fita) D3 Pajak STAN
Jakarta